Apakah Kamu Sedang dalam Fase Denial? Cek Tanda-Tandanya di Sini
Apakah Kamu Sedang dalam Fase Denial? Cek Tanda-Tandanya di Sini
Blog Article
Pernah nggak sih, kamu ngalamin momen di mana semua orang bilang ada yang salah, tapi kamu merasa “aku baik-baik aja kok”? Atau ketika sesuatu yang menyakitkan terjadi, kamu malah menanggapinya dengan senyum dan berkata, “nggak papa, biasa aja”? Bisa jadi, kamu sedang ada di fase denial alias penyangkalan.
Apa Itu Denial?
Dalam psikologi, denial adalah mekanisme pertahanan diri di mana seseorang menolak untuk mengakui kenyataan atau fakta yang menyakitkan. Ini bukan berarti kamu pura-pura nggak tahu, tapi lebih ke alam bawah sadar yang “melindungi” kamu dari stres, trauma, atau rasa sakit dengan cara tidak mengakui hal itu terjadi.
Terdengar seperti hal kecil, ya? Tapi sebenarnya denial bisa berdampak cukup besar terhadap kesehatan mental seseorang kalau dibiarkan terlalu lama.
Tanda-Tanda Kamu Sedang Mengalami Denial
Nah, supaya kamu bisa lebih mengenali apakah kamu sedang berada di fase denial, coba cek beberapa tanda berikut ini:
-
Menghindari topik tertentu secara terus-menerus
Kamu nggak mau ngomongin masalah tertentu, bahkan marah atau kesal kalau ada orang yang bahas hal itu. -
Selalu bilang “aku baik-baik saja” meski sebenarnya tidak
Kalimat ini sering jadi tameng saat kamu belum siap menghadapi kenyataan emosional. -
Menyalahkan orang lain atas masalah pribadi
Daripada mengakui bahwa ada bagian dari diri yang perlu diperbaiki, kamu merasa semuanya salah orang lain. -
Membuat alasan terus-menerus
Kamu sering mencari pembenaran atau alasan agar terlihat tidak bersalah atau tidak perlu berubah. -
Merasa mati rasa atau datar saat mengalami hal besar
Contohnya: setelah kehilangan seseorang, kamu justru tidak merasa apa-apa. Ini bisa jadi bentuk penyangkalan atas kehilangan itu.
Denial Itu Manusiawi, Tapi Harus Diolah
Penting untuk kamu tahu bahwa denial bukan sesuatu yang harus langsung dihilangkan. Kadang, itu memang jadi cara tubuh dan pikiran kita untuk bertahan dari kenyataan yang terlalu berat. Tapi kalau berlangsung lama, denial bisa menghambat proses pemulihan emosional dan membuat kita sulit berkembang.
Kalau kamu merasa sering mengalami hal-hal di atas, mungkin ini saatnya kamu mulai belajar mengenal dirimu lebih dalam. Salah satu caranya adalah dengan membaca lebih banyak tentang psikologi — atau bahkan mempertimbangkan untuk masuk jurusan psikologi jika kamu tertarik mendalami bagaimana pikiran manusia bekerja.
Jadi, Apa Langkah Selanjutnya?
Jangan takut untuk jujur pada diri sendiri. Bicara dengan teman, journaling, atau bahkan konsultasi ke profesional bisa membantu kamu melewati fase denial dengan lebih sehat. Ingat, menerima kenyataan bukan tanda kelemahan — justru itu bukti bahwa kamu berani menghadapi dan bertumbuh ????
Report this page